Kewajiban Manusia adalah untuk Berusaha, Tapi hanya Tuhan-lah yang Menentukan Hasilnya.
26 Februari, 2008
15 Februari, 2008
Back to Campus
Now I know how it feels to be a lecturer, it's not as difficult as I thought but not as easy as well. You have to be ready to answer all kind of strange and challenging questions from students particularly about current issues on the materials. I just remember my brother's tip to deal with students, the most important principle is perhaps "There is no silly or stupid question from student, every question is valuable". By applying that principle, I try to appreciate any question from students. I think it works well.
Furthermore, because I was a student many years ago, I hope I can understand what the students need from a lecturer. Maybe the most important thing that a student need is intense communication with lecturer so that students have vast opportunity to ask any question about the materials or assignments anytime. Fortunately, these days we have a great way to do that. It's internet (e-mail or chat) and cell phone. Therefore, I gave students my e-mail address and cell phone. I wish they use these media to improve their performance.
Maybe the most difficult task for a lecturer is to give motivation to students so that they will study the materials before the lecture and they do it voluntarily. It's still very hard to do that here in Indonesia. However, I believe that this may occur here if universities have adequate sources such as online journals and databases.
That's all folks. Keep up the good work...
08 Februari, 2008
Puisi : Bendera Tua (2)
E k l i p s (Bendera Tua 2)
Matahariku bersinar di siang malang itu
Tiba-tiba…muncul setitik bayangan di puncaknya
, tetanggaku cepat-cepat masuk rumahnya
dan anak kecil yang sedang bermain di jalan
Digendong ibunya masuk…
Aku tak mengerti…
Ekor mataku memandang matahariku
Bayangan itu mulai jelajahi matahariku dengan lembut
, mataku berkunang-kunang, sekeliling jadi suram
Aku semakin tak mengerti…
Di kamarku TV dinyalakan
Bayangan itu hampir jajah semuanya
Matahariku hilang…lenyap…
Suasana jadi gelap
Dan hanya ada matahari hitam
Aku mati…aku…tolong…!!
Gelap masih membayang di luar rumah
Saat aku mengintip lewat jemari lunglaiku
Tapi, kulihat sebuah cincin dengan berlian yang indah
Matahariku mulai bangkit
Di TV, bayangan itu mulai lari tinggalkan matahariku
Aku lari keluar rumah…dan bersorak…
Ya…matahariku terangi bumiku lagi
Ia tersenyum padaku dan berkata:
“Jangan takut padanya….
Ia hanya lewat tuk guncang dunia…”
Lalu ia diam,
sambil diam-diam menitikkan air matanya
Aku mengerti sekarang…
Bandung, Juli 1992
“This poet is also dedicated to Irvan Lubis… Now I understand that death is not the end of our journey”
Puisi : Bendera Tua
Bendera Tua
Aku ingat pada bendera itu…
Bendera tuamu yang usang dan kusam
Aku ingat pada saat-saat itu…
Kamboja turun perlahan terbawa angin dingin
dan jatuh ke tanah tanpa ada yang perduli
Aku ingat…
Bendera itu kau kibarkan pada tiang yang tinggi
agar semuanya terlihat olehku yang tersesat
Air sungai mengalir berirama merdu di telingaku
Aku mulai cari benderamu saat itu
dan kau berdiri di sana melambaikan tanganmu
di bawah benderamu yang tinggi berkibar-kibar
Aku ingat bendera tuamu itu…
Sementara kamboja lain mulai mekar di sekelilingmu
Kau pergi ke jurang keabadianmu
Dan bendera tuamu kuturunkan dengan lambat
Angin tak bertiup, bendera tuamu menunduk
Sebait angin halus menerpa muka pandumu
Kulipat benderamu dan kusimpan dalam lemariku
‘tuk kukenang selama aku ada
Bandung, Juli 1992
“This poet is dedicated to my real best friend who passed away when he was only 17 ………..Irvan Lubis”
04 Februari, 2008
Berantem !!
Eits, jangan salah sangka dulu. Bukannya saya yang berantem ama istri, tapi anak pertama dan kedua saya yang hampir setiap hari pasti berantem. Namanya juga anak-anak, pasti gak jauh dari yang namanya rebutan mainan. Apalagi Neyra dan Aisyah sama-sama cewek, mulai dari rebutan boneka sampai rebutan rumah-rumahan...pokoknya seru deh kalo ngelihat mereka lagi berantem.
Ada kalanya mereka akur juga sih...nih fotonya kalo lagi akur...
Sementara itu, si bungsu (Irsyad) seringkali jadi 'korban' kegemesan dari Aisyah yang senengnya nyubitin pipinya Irsyad. Aduh, pokoknya rumah jadi rame banget deh kalo mereka udah mulai pada teriak-teriak.
Gitu deh ceritanya hari ini...mudah-mudahan aja mereka tetap ceria n riang gembira...Amin.